“Saya kemari karna ada undangan dari remaja jalan Nagur, yang akan membagikan daging kurban kepada warga setempat. Tidak ada mengeluarkan uang untuk kegiatan ini, sedangkan dua lembu dan satu kambing adalah hasil patungan dari remaja di daerah ini. Saya salut dan sangat bersedia menghadiri undangan mereka,” sebutnya.
Bahkan, imbuhnya, sudah sepantasnya para remaja jalan Nagur mendapat apresiasi dari semua kalangan, karna diusia muda mereka telah belajar memberikan sesuatu kepada kaum duafa dan warga sekeliling, tempat dimana mereka tinggal.
Saat ditanya bagaimana perjuangan selanjutnya, Surfenov mengatakan hingga dengan sekarang ini dia bersama tim tetap menempuh jalur hukum yang ada. “Saya tidak memikirkan sekarang ini, apakah perjuangan ini gagal atau tidak, tapi sebagai warga negara dan mendapat kepercayaan dari warga Siantar, perjuangan tetap berlanjut,” jelasnya.
Selain menempuh jalur hukum, dirinya juga tetap melakukan berbagai pertemuan dengan para pemuka agama Islam, untuk mendapat nasehat, saran dan juga motivasi agar tetap berjalan dijalur yang benar, selama menjalankan misi perjuangan, dapat dijadikan sebagai calon walikota Siantar.
Dia juga merasa bangga dengan senang dengan antusias dukungan yang setiap harinya bertambah. “Ini merupakan anugerah Allah buat saya dalam mengemban sebuah misi untuk menjadi pemimpin di kota ini, sehingga kerukunan hidup umat beragama semakin ditingkatkan. Saya akan tetap berusaha semaksimal mungkin agar tidak mengecewakan mereka,” ujarnya.
Saat ditanya, apabila ada kemungkinan lain, yakni tidak ikut dalam pilkda Siantar? Dengan tegas dikatakannya, “Saya tidak mikir hal itu dulu karna dapat mengurangi semangat juang para tim yang selama ini setia menemani perjuangan ini.” Namun tak lama kemudian, dia berujar pabila itu adalah keputusan terpahit yang harus diterima, yang penting bukan kepada mereka yang tidak menginginkan perjuangan kita ini.
Usai Magrib, Surfenov kembali menelpon dan mengatakan agar kepada semua tim jangan mempolitisir berbagai pertemuan yang bersifat ketepatan, sehingga menimbulkan berbagai pandangan atau penafsiran lain terhadap nilai perjuangannya. “Ginilah kalau jadi orang terkenal yah, setiap pertemuan yang bersifat ketepatan dijadikan sebuah momen,” ujarnya sembari tertawa.
Dia menjelaskan, sebelum Magrib, dia bersama tim ingin nongkrong di salah satu kedai kopi di jalan Cipto. “Kita dengar bahwa tadi ada salah satu calon yang juga duduk di kedai kopi ini, tapi sudah pulang. Ekhhhh, gak tahunya nongol lagi. Siantar kan kota persahabatan, walaupun ada yang mengganjal, tapi kalau ada orang mendatangi kita, harus disambut donk,” terangnya.
Ketika jam menunjukkan waktunya untuk sholat magrib, dirinya bersama tim permisi untuk melakukan ibadah di Mesjid jalan Cipto. Usai menjalankan sholat Magrib, Surfenov dan tim tidak lagi balik ke kedai kopi tersebut dan memilih untuk pulang karna akan menyaksikan pemuda jalan Nagur memeriahkan Idul Adha.
Sumber :
http://www.hetanews.com
Emoticon